Jumat, 10 Mei 2013

Pentingnya Waktu Bermain Untuk Anak



bermain
Anak-anak tetaplah anak-anak. Mereka selalu membutuhkan waktu untuk menggunakan dan menikmati waktu senggangnya dengan bermain bersama teman-temannya. Tetapi, sebuah penelitian terbaru yang dirilis oleh American Academy of Pediatrics (AAP) mengatakan bahwa, anak-anak yang tinggal di daerah miskin mempunyai waktu yang lebih sedikit untuk sekedar bermain.
Hasil dari penelitian tersebut juga masih berhubungan dengan penelitian yang dijalankan oleh AAP beberapa tahun silam. Dalam laporan hasil penelitiannya, AAP mengatakan bahwa anak-anak dari lingkungan kelas menengah ke atas sudah disibukkan dengan berbagai jadwal pelajaran-pelajaran formal di sekolahnya dan juga pelajaran-pelajaran informal di tempat-tempat kursus.
“Ini bukan saja kasus untuk anak-anak di kelas menengah ke bawah,” ucap Dr. Regina M. Milteer, pemimpin dari penelitian tersebut, seperti dikutip OktoMagazine dari Reuters. “Tetapi hampir semua anak tidak bisa memiliki waktu yang benar-benar membebaskan mereka untuk bisa bermain.”
Bagi anak-anak yang hidup di kelas menengah ke bawah, beberapa alasan yang sering dikatakan berkaitan dengan kurangnya waktu bermain untuk anak-anak adalah hampir tidak adanya tempat yang aman untuk bermain. Alasan lainnya adalah, para orangtua yang harus terus menerus bekerja keras untuk membayar segala tagihan dalam hidupnya, mulai dari biaya untuk sandang, pangan, dan juga papan.
Beberapa sekolah juga telah mengurangi, bahkan menghilangkan, waktu untuk istirahat dan materi pelajaran olahraga serta memfokuskan pada pelajaran-pelajaran non-fisik. Menurut survey yang diadakan atas beberapa sekolah dasar di Amerika, sebanyak 70 persen dari seluruh sekolah masih menyediakan waktu bagi siswanya untuk berisitrahat. Namun, sekolah-sekolah tersebut tidak memberikan waktu yang cukup untuk anak-anak beristirahat dan bermain.
American Heart Association menyebutkan bahwa anak-anak harus disediakan waktu sebanyak 20 menit untuk beristirahat selama ia berada di sekolah setiap harinya dan harus dibarengi dengan pelajaran olahraga selama dua setengah jam setiap minggunya. Menurut AAP, waktu bermain sangat penting dalam perkembangan anak-anak secara mental dan fisik.
Milteer mengatakan bahwa permainan yang tidak terstruktur dan tanpa aturan-aturan yang mengekang mempunyai keunikan tersendiri. Permainan-permainan tersebut mampu membuat imajinasi anak-anak semakin berkembang dan mampu melatih kemampuan mereka untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Milteer juga merujuk pada sebuah studi pada tahun 2009 yang mengatakan bahwa anak-anak kelas tiga SD yang mendapatkan cukup waktu untuk bermain mempunyai prestasi yang lebih baik dibandingkan mereka yang mendapatkan waktu sedikit untuk beristirahat. Studi tersebut melibatkan 11.000 anak-anak kelas tiga SD di seluruh Amerika.
Hasil di atas memang tidak secara otomatis membuktikan bahwa waktu istirahat mampu mendorong prestasi anak-anak tersebut. Namun, cukup logis bila membandingkannya dengan orang-orang dewasa yang juga membutuhkan cukup waktu untuk beristirahat untuk membantu mereka fokus pada pekerjaannya.
Namun, sebuah pernyataan yang paling penting juga turut diucapkan Milteer. “Perhatian orangtua adalah hal yang sangat diinginkan anak-anak ketika mereka bermain,” ucapnya seperti dikutip OktoMagazine dari Reuters.

Rahasia Mendidik Anak Dengan Cinta



Seorang guru, mendidik anak dengan cinta merupakan sebuah keharusan dan kebutuhan. Ketika kita memberikan cinta dengan segenap raga dan jiwa, merekapun akan mencintai kita sepenuh hatinya. Ketika peserta didik telah mencintai gurunya, maka proses komunikasi itu akan berjalan dengan baik dan harmonis.
Sama halnya dengan orang tua kepada anak-anaknya. Ketika anak sudah merasakan mencintai orang tuanya, maka dia akan berkomunikasi dengan orangtuanya sendiri ketimbang orang lain. Ketika orang tua mencintai anak-anaknya, belum tentu anak mencintai orang tuanya. Tetapi ketika anak sudah mencintai orang tuanya, maka orang tuapun pasti mencintai anak-anaknya. Itulah sedikit hal yang saya ingat dari pemaparan pak Hindra Gunawan, penulis buku nasional best seller Rahasia mendapatkan nilai 100.
Bagi saya sebagai guru, rahasia mendidik anak dengan cinta adalah:
  1. Perhatian penuh dengan anak-anak kita
  2. Fokus kepada apa yang mereka kerjakan, dan diskusikan
  3. Fleksible, dan tidak terlalu protektif kepada anak
  4. Lihat kemampuan anak, dan pelajari potensinya dengan baik
  5. Belajar bisa dimana saja dan kapan saja, sebab anak bisa belajar setiap hari dari kehidupan
  6. Pembelajaran yang dilakukan harus rileks dan tentu saja menyenangkan
  7. Belajar tidak hanya di sekolah saja, tetapi belajar harus dimulai dari keluarga
Dengan memperhatikan penuh anak-anak kita, ada kontak batin antara anak dan orang tuanya. Kemajuan teknologi saat ini, bisa mempermudah komunikasi antara orang tua dan anak. Intinya, jangan pernah lewatkan kesempatan emas memperhatikan gerak-gerik mereka, apalagi ketika memasuki masa remaja.
Selalu fokus dengan apa yang mereka kerjakan, ketika mereka tidak fokus, orang tua harus mampu mengingatkannya dengan penuh kasih sayang. Lakukan diskusi kenapa kita harus fokus untuk mencapai tujuan. Sebab orang yang sukses selalu berfokus kepada tujuan.
Orang tua di jaman sekarang ini tidaklah boleh terlalu protektif kepada anak. Orang tua harus mampu fleksible dengan memberikan kebebasan kepada anak yang bertanggungjawab. Dengan demikian anak menjadi terbiasa mandiri dan menemukan hal-hal yang terbaik dalam hidupnya.
Orang tua juga harus jeli melihat kemampuan anak. Begitupun guru di sekolah harus mampu melihat potensi peserta didiknya. Ketika terjalin komunikasi yang baik antara guru dan orang tua, tentu perkembangan anak di rumah dan sekolah akan terus termonitor dengan  baik. Potensi anakpun melejit karena kejelian orang-orang di sekitarnya yang mampu membimbingnya menemukan potensi diri.
Belajar itu bisa dimana saja dan kapan saja. Dengan kecanggihan teknologi internet misalnya, komunikasi jarak jauh bisa dilakukan. Ketika kasih sayang telah menyatu, belajar dimanapun akan terasa nikmat. Anakpun menemukan cinta dalam kesehariannya. Baginya tiada hari tanpa belajar.
Ketika anak telah menemukan cinta dalam hidupnya, maka belajarpun merasa rilek dan tanpa beban. Ilmu-ilmu baru masuk ke memori jangka panjangnya dengan penuh kesadaran tanpa paksaan. Bila begitu pembelajaranpun serasa menyenangkan. Ketika belajar telah menyenangkan, maka segudang ilmu akan terasa mudah didapatkan.
Ada hal yang tak kalah penting harus diketahui oleh para orang tua. Belajar tidak hanya terjadi di sekolah saja. Belajar itu harus dimulai dari rumah. Ketika anak sudah mulai belajar mencintai apa yang disukainya, dan telah dicontohkan dengan baik oleh orang tuanya, maka anak akan merasakan bahwa keluarga adalah rumah pertama baginya, dan sekolah adalah rumah kedua yang membantu dirinya menemukan kebahagian hidup.
Itulah beberapa rahasia mendidik anak dengan cinta berdasarkan pengalaman saya sebagai seorang guru, dan juga orang tua. Sebagai orang tua di rumah, saya selalu berdiskusi dengan kedua anak saya. Mereka saya biasakan mengungkapkan pendapatnya masing-masing. Komunikasi kamipun terjalin dengan penuh kemesraan. Begitupun di sekolah. Saya berusaha memberikan layanan yang terbaik untuk para peserta didik saya seperti melayani anak sendiri. Dengan begitu merekapun mendekat kepada saya dan mampu berkomunikasi dengan baik. Terjalinlah hubungan yang harmonis antara pendidik dan peserta didik. Dengan begitu belajar tak menjadi satu arah, tetapi menjadi dua arah yang saling melengkapi.
Alangkah indahnya bila kita sebagai guru dan orang tua mampu memahami anak-anak kita dengan baik. Hal-hal yang saya kemukakan di atas mungkin saja belum sempurna, namun rahasia utama mendidik dengan cinta adalah berusahalah untuk dicintai oleh mereka bukan hanya mencintai mereka.

Salam Blogger Persahabatan

Rabu, 01 Mei 2013

Mendidik Anak Sejak Janin


Mendidik Anak Sejak Janin Ayahbunda.co.id
Image by : Dokumentasi Ayahbunda
Anak yang menerima stimulasi sejak dalam kandungan kelak memiliki kemampuan visual, pendengaran dan ketrampilan berbahasa serta motorik yang lebih baik. Demikian riset psikiater dan pakar perkembangan anak, Thomas R. Verny, Ph.D dan Rene van de Carr, MD, yang juga dikenal dengan bukunya "Cara Baru Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan".

Apakah ini disebabkan dalam kandungan otak janin mengalami perkembangan pesat? Ya! Sel-sel otak janin mulai terbentuk ketika di masa kehamilan 3 - 4 bulan. Mulai usia janin 6 bulan ke atas, jalinan hubungan antarsel otak pun terbentuk. Ini kemudian membentuk suatu rangkaian fungsi-fungsi. Di usia janin selanjutnya, kualitas dan kompleksitas rangkaian hubungan di antara sel-sel otak pun ditentukan oleh rangsang yang diberikan plus tentu saja, asupan gizi yang cukup.
  1. Ramai dan hiruk-pikuk. Bagi janin, rahim ibu bukanlah tempat yang sepi. Selain "dihibur" oleh suara aliran darah, ia terbiasa mendengarkan "orkestra" detak jantung dan proses pencernaan ibu. Juga suara ibu saat bercakap-cakap. Para pakar menyarankan ibu hamil bercakap-cakap dengan janin sesering mungkin sambil memberi rangsang sentuhan. Selain hubungan dengan janin, terjalin lebih erat ini juga merangsang otak janin. Kegiatan mendidik sekaligus menghibur untuk janin yang juga bisa Anda lakukan?! Membacakan buku cerita pada malam hari sebelum Anda tidur.
     
  2. Sensasi sentuhan. Di usia 8 minggu, sensitivitas janin terhadap sentuhan mulai terbentuk. Bagian tubuh pertama yang mulai merasakan sentuhan adalah area yang terbilang sensitif pada orang dewasa, seperti pipi, area genital, telapak tangan dan telapak kaki.

    Melalui pemantauan USG 4 Dimensi, janin nampak muai mengeksplorasi sensasi sentuhan ini. Anda bisa melihat pada layar monitor saat janin memegang pipi atau menghisap jempol. Juga aksi gerak tangan dan kaki. Untuk latihan, Anda dapat memberi rangsang sentuhan pada bagian perut Anda yang tampak menonjol akibat desakan tubuh janin. Tunggu beberapa saat. Tak lama kemudian, janin biasanya akan "membalas" dengan menendang, meninju atau sekadar mengubah posisi. MenurutAnthony J. Descaper, peneliti asal Amerika Serikat, permainan ini dapat dilakukan sesering mungkin untuk memicu perkembangan respon dan kepekaan janin.
     
  3. Tidak berlebihan. Meskipun memberi rangsang adalah salah satu teknin mendidik janin dalam rangka memberi "makanan" pada otak, Anda sebaiknya juga bersikap bijak: tidak berlebihan. Anda perlu mengasah kepekaan juga, saat mengajarkan sesuatu kepada anak dalam kandungan Anda. Perhatikan waktu kegiatan dilakukan, durasi dan intensitas. Sebaiknya tidak berlebihan, lakukan ketika Anda sedang rileks, lakukan ketika janin dalam keadaan aktif. Lakukan paling lama 10 - 15 menit.