Anak-anak tetaplah anak-anak. Mereka selalu membutuhkan waktu untuk menggunakan dan menikmati waktu senggangnya dengan bermain bersama teman-temannya. Tetapi, sebuah penelitian terbaru yang dirilis oleh American Academy of Pediatrics (AAP) mengatakan bahwa, anak-anak yang tinggal di daerah miskin mempunyai waktu yang lebih sedikit untuk sekedar bermain.
Hasil dari penelitian tersebut juga masih berhubungan dengan penelitian yang dijalankan oleh AAP beberapa tahun silam. Dalam laporan hasil penelitiannya, AAP mengatakan bahwa anak-anak dari lingkungan kelas menengah ke atas sudah disibukkan dengan berbagai jadwal pelajaran-pelajaran formal di sekolahnya dan juga pelajaran-pelajaran informal di tempat-tempat kursus.
“Ini bukan saja kasus untuk anak-anak di kelas menengah ke bawah,” ucap Dr. Regina M. Milteer, pemimpin dari penelitian tersebut, seperti dikutip OktoMagazine dari Reuters. “Tetapi hampir semua anak tidak bisa memiliki waktu yang benar-benar membebaskan mereka untuk bisa bermain.”
Bagi anak-anak yang hidup di kelas menengah ke bawah, beberapa alasan yang sering dikatakan berkaitan dengan kurangnya waktu bermain untuk anak-anak adalah hampir tidak adanya tempat yang aman untuk bermain. Alasan lainnya adalah, para orangtua yang harus terus menerus bekerja keras untuk membayar segala tagihan dalam hidupnya, mulai dari biaya untuk sandang, pangan, dan juga papan.
Beberapa sekolah juga telah mengurangi, bahkan menghilangkan, waktu untuk istirahat dan materi pelajaran olahraga serta memfokuskan pada pelajaran-pelajaran non-fisik. Menurut survey yang diadakan atas beberapa sekolah dasar di Amerika, sebanyak 70 persen dari seluruh sekolah masih menyediakan waktu bagi siswanya untuk berisitrahat. Namun, sekolah-sekolah tersebut tidak memberikan waktu yang cukup untuk anak-anak beristirahat dan bermain.
American Heart Association menyebutkan bahwa anak-anak harus disediakan waktu sebanyak 20 menit untuk beristirahat selama ia berada di sekolah setiap harinya dan harus dibarengi dengan pelajaran olahraga selama dua setengah jam setiap minggunya. Menurut AAP, waktu bermain sangat penting dalam perkembangan anak-anak secara mental dan fisik.
Milteer mengatakan bahwa permainan yang tidak terstruktur dan tanpa aturan-aturan yang mengekang mempunyai keunikan tersendiri. Permainan-permainan tersebut mampu membuat imajinasi anak-anak semakin berkembang dan mampu melatih kemampuan mereka untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Milteer juga merujuk pada sebuah studi pada tahun 2009 yang mengatakan bahwa anak-anak kelas tiga SD yang mendapatkan cukup waktu untuk bermain mempunyai prestasi yang lebih baik dibandingkan mereka yang mendapatkan waktu sedikit untuk beristirahat. Studi tersebut melibatkan 11.000 anak-anak kelas tiga SD di seluruh Amerika.
Hasil di atas memang tidak secara otomatis membuktikan bahwa waktu istirahat mampu mendorong prestasi anak-anak tersebut. Namun, cukup logis bila membandingkannya dengan orang-orang dewasa yang juga membutuhkan cukup waktu untuk beristirahat untuk membantu mereka fokus pada pekerjaannya.
Namun, sebuah pernyataan yang paling penting juga turut diucapkan Milteer. “Perhatian orangtua adalah hal yang sangat diinginkan anak-anak ketika mereka bermain,” ucapnya seperti dikutip OktoMagazine dari Reuters.